BAB I
PENDAHULUAN
Berpangkal pada kenyataan bahwa
kepribadian manusia itu sangat bermacam-macam sekali, mungkin sama banyaknya
dengan banyaknya orang, segolongan ahli berusaha menggolong-golongkan manusia
ke dalam tipe-tipe tertentu, karena mereka berpendapat bahwa cara itulah paling
efektif untuk mengenal sesama manusia dengan baik. Pada sisi lain, sekelompok
ahli berpendapat, bahwa cara bekerja seperti dikemukakan di atas itu tidak
memenuhi tujuan psikologi kepribadian, yaitu mengenal sesama manusia menurut
apa adanya, menurut sifat-sifatnya yang khas, karena dengan penggolongan ke
dalam tipe-tipe itu orang justru menyembunyikan kekhususan sifat-sifat
seseorang.
Pada dasarnya kepribadian dari diri
seseorang merupakan suatu cerminan dari kesuksesan. Seseorang yang mempunyai
kepribadian yang unggul adalah seseorang yang siap untuk hidup dalam
kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai positif
yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan
dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah
adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. . Sebab pada diri
seseorang tersebut mengalir energi-energi negatif yang terhadap paradigma dalam
menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
Dapat dipastikan bahwa nilai-nilai
kepribadian seseorang mengalami pasang surut seiring dengan besarnya tantangan
dan cobaan yang dihadapi. Ada seseorang yang semakin ditempa oleh tantangn dan
cobaan menjadi semakin kuat dan memiliki kepribadian yang dahsyat, namun ada
pula seseorang yang semakin besar tantangan dan cobaannya menjadi semakin
terpuruk dan putus asa. Oleh karena itu makalah ini akan membahas secara lugas
mengenai psikologi keperibadian .
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi
Keperibadiana (Personality)
1.Tinjauan secara Etimologis
Istilah kepribadian dalam bahasa
Inggris dinyatakan dengan personality.
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan
personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu
atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno.[1]
Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang
diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar,
dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. Dari sejarah pengertian kata
personality tersebut, kata persona yang semua berarti topeng, kemudian
diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti
digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh
para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk
menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.
2. Definisi-definisi Kepribadian Menurut
Para Ahli
2.1. GORDON W. W
ALLPORT
“Personality is the dynamic
organization within the individual of those psychophysical systems that
determine his unique adjustments to his environment” . Pendapat Allport di atas
bila diterjemahkan menjadi : Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan.[2]
2.2. KRECH dan
CRUTCHFIELD
David Krech DAN Richard S.
Crutchfield (1969) dalam bukunya yang berjudul Elelemnts of Psychology
merumuskan definsi kepribadian sebagai berikut : “Personality is the
integration of all of an individual’s characteristics into a unique organ
ization that determines, and is modified by, his attemps at adaption to his
continually changing environment.”(Kepribadian adalah integrasi dari semua
karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan
yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang berubah terus-menerus).[3]
2.3.AGUS SUJANTO dkk,
menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas
psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya
yang unik.[4]
2.4. ADOLF HEUKEN,
S.J. dkk.
“Kepribadian adalah pola menyeluruh
semua kemampua n, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani,
mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya
dalam caranya yang khas di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud
dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana
dikehendakinya”.[5]
Berdasarkan definisi dari Allport Heuken Dkk dapat disimpulkan
pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut. :
• Kepribadian
merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis, seperti :
inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst. serta aspek fisik, seperti :
bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dst.
• Kesatuan dari
kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang mengalami perubahan
secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik.
• Kepribadian
bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan
tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap.
• Kepribadian
terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.
2.5.KARTINI KARTONO
DAN DALI GULO
Keperibadian adalah sifat dan
tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain; integrasi
karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu
mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.[6]
Dari beberapa pengertian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian
merupakan suatu susunan sistem psikofisik (psikis dan fisik yang berpadu dan
saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku) yang kompleks dan dinamis dalam diri seorang individu, yang menentukan
penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya, sehingga akan tampak
dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain.
B.Teori-teori Keperibadian
1) Psikoanalisis Klasik (SIGMUD FREUD 1856-1939)
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar
(Conscious), pra sadar (Preconscious), dan tidak sadar
(Unconscious).[7]
Alam sadar adalah apa yang anda sadari pada saat tertentu, penginderaan
langsung, ingatan, persepsi, pemikiran, fantasy, perasaan yang anda miliki.
Terkait erat dengan alam sadar ini adalah apa yang dinamakan Freud dengan alam pra
sadar, yaitu apa yang kita sebut dengan saat ini dengan 'kenangan yang
sudah tersedia' (available memory), yaitu segala sesuatu yang dengan
mudah dapat di panggil ke alam sadar, kenangan-kenangan yang walakupun tidak
anda ingat waktu berpikir, tapi dapat mudah dengan mudah dipanggil lagi. Adapun
bagian terbesar adalah alam bawah sadar (Unconscious mind).[8]
Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam bawah
sadar, seperti nafsu dan insting kita serta segala sesuatu yang masuk ke situ
karena kita tidak mampu menjangkaunya, seperti kenangan atau emosi-emosi yang
terkait dengan trauma.
Freud adalah teoritis pertama yang memusatkan perhatiannya kepada
kepribadian, dan menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal-awal dalam
pembetukan karakter seseorang. Freud yakin dasar kepribadian sudah terbentuk
pada usia 5 tahun, dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun sebagian
besar hanya merupakan elaborasi dari struktur dasar tadi.[9]Tehnik
psikoanalisis mengeksplorasi jiwa pasien antara lain dengan mengembalikan
mereka ke pengalaman masa kanak-kanak.
2) Psikologi Individual (ALFRED ADLER 1870-1937)
Manusia adalah mahluk sosial. Bahwa manusia merupakan suatu keseluruhan
yang tidak dapat terbagi-bagi, tampaknya sudah jelas bagi kita. Hal ini
merupakan arti pertama dari ucapan "manusia adalah mahluk individual
". Mahluk individual berarti mahluk yang tidak dapat dibagi-bagi (in-dividere).[10]
Aristoteles seakan-akan berpendapat bahwa manusia itu merupakan penjumlahan
dari beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja sendiri, seperti
kemampuan vegetatif: makan, berkembang biak; kemampuan sensitif:
bergerak mengamati-amati, bernafsu, dan berperasaan; berkemampuan intelektif:
berkemampuan dan berkecerdasan.
Segi utama lainnya yang perlu diperhatikan adalah bahwa manusia secara
hakiki merupakan mahluk sosial. Sejak ia dilahirkan, ia membutuhkan pergaulan
dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya, yaitu
makan, minuman, dan lain-lain.Manusia, selain mahluk individual yang sebenarnya
tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya, sekaligus juga merupakan mahluk
sosial. Hal ini pun sebenarnya tidak perlu dibuktikan. Disamping itu manusia
merupakan mahluk yang bertuhanan. Hal terakhir juga tidak perlu dibuktikan
lagi, sebab bagi manusia terutama Indonesia yang sudah dewasa dan sadar akan dirinya
sudah jelas sulit menolak adanya kepercayaan terhadap Tuhan, sebagai segi
hakiki dalam perikehidupan manusia dan segi khas bagi manusia pada umumnya.
Adler yakin bahwa individu memulai hidup dengan kelemahan fisik yang
mengaktifkan perasaan interior, perasaan yang menggerakkan orang untuk bergerak
atau berjuang menjadi superioritas atau menjadi sukses. Individu yang secara
psikologis kurang sehat berjuang untuk menjadi pribadi superior, dan individu
yang sehat termotivasi untuk mensukseskan umat manusia.[11]
3) Psikologi
Behaviorisme (Burrhus Frederic Skinner 1904-1990)
Menurut Skinner, penyelidikan mengenai kepribadian hanya sah jika memenuhi
beberapa kriteria ilmiah. Umpamanya, ia tidak akan menerima gagasan bahwa
kepribadian (personality) atau diri (self) yang membimbing atau
mengarahkan perilaku. Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan
pada penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah organisme dan berbagai
konsekuensi yang diperkuatnya[12].Selanjutnya,
Skinner menguraikan sejumlah tehnik yang digunakan untuk mengontrol perilaku.
Kemudian banyak diantaranya dipelajari oleh social-learning theoritists yang
tertarik dalam modeling dan modifikasi perilaku. Tehnik tersebut adalah sebagai
berikut
1. Pengekangan Fisik ( physical
restraints )
2. Bantuan Fisik ( physical aids)
3. Mengubah Kondisi Stimulus (changing
the stimulus conditions)
4. Manipulasi Kondisi Emosional (manipulating
emotional conditions)
5. Melakukan Respons-respons Lain (performing alternative
responses)
6. Menguatkan Diri Secara Positif (positive
self-reinforcement).
7. Menghukum Diri Sendiri ( self punishment).
1. Perilaku yang alami (innate
behavior), atau yang biasa disebut respondent behavior. Yaitu
perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas.
2. Perilaku Operan (operant behavior),
yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak jelas atau tidak
diketahui, tetapi semata-mata ditimbulkan organisme itu sendiri.[13]
Bagi Skinner, faktor motivational dalam tingkah laku bukan bagian elemen
struktural. Dalam situasi yang sama tingkah laku seseorang bisa berbeda-beda
kekuatan dan keseringan munculnya. Konsep motivasi yang menjelaskan
variabilitas tingkah laku dalam situasi yang konstan bukan fungsi dari keadaan
energi, tujuan, dan jenis penyebab sebagainya. Konsep itu secara sederhana
dijelaskan melalui hubungan sekelompok respon dengan sekelompok kejadian.
Penjelasan mengenai motivasi ini juga berlaku untuk emosi.
Hakikat teori skinner adalah teori belajar, bagaimana individu menjadi
memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Dia
yakin bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan tingkah laku
dalam hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Cara yang paling efektif
untuk mengubah dawn mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforment),
suatu strategi kegiatan yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang untuk
terjadi atau sebaliknya (berpeluang tidak terjadi) pada masa yang akan datang.
Konsep dasarnya sangat sederhana yakni semua tingkah laku dapat dikontrol. [14]
Prinsip dasar pendekatan skinner adalah :Tingkah laku disebabkan dan
dipengaruhi oleh variabel eksternal. Tidak ada dalam diri manusia, tidak ada
bentuk kegiatan eksternal, yang mempengaruhi tingkah laku. Pengertian kontrol
diri ini bukan mengontrol kekuatan di dalam "self", tetapi bagaimana
self mengontrol variabel-variabel luar yang menentukan tingkah laku. [15]
C.Dasar-dasar Pengembangan Pribadi
Bagi kebanyakan
orang pengembangan diri masih merupakan kata yang abstrak. Apa itu cuma sekedar
pemberian motivasi ketika Anda sedang down? Apa hubungan pengembangan diri
dengan kreatifitas? Kapan itu harus dilakukan? Dari sekian banyak pengertian
mengenai pengembangan diri, saya ingin menyimpulkan bahwa pengembangan diri
dimulai dari pengetahuan tentang:
- Siapa diri kita
- Apa yang kita mau dan tujuan kita
- Apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu
Tiga hal ini menjadi peta dasar
untuk pengembangan diri kita. Untuk mencapai apa yang kita mau kita harus tahu
siapa diri kita dan apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu. Dari sana
kita bisa menyiapkan diri dengan belajar, berusaha, dan bekerja.
Pengembangan diri merupakan topik
yang luas karena didalamnya ada manajemen waktu, personal goal setting,
creative thinking, self healing, motivation, problem solving dan masih banyak
lagi. Tetapi kita selalu kembali ke 3 hal diatas karena pengembangan diri
merupakan proses yang harus terjadi di dalam DIRI SENDIRI, bukan orang lain.
Artinya kita menciptakan kondisi baru di luar dengan melakukan perubahan di
dalam diri sendiri.
3 faktor yang menentukan dalam perkembangan
kepribadian adalah :
- Faktor bawaan. Unsur ini terdiri dari bawaan genetik yang menentukan fisik primer (warna, mata, kulit). Selain itu juga kecenderungan-kecenderungan dasar misalnya kepekaan dan penyesuaian diri. Contoh : rambut ikal seorang anak karena salah satu orangtua berambut ikal, bakat anak menurun dari orangtua.
- Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan seperti sekolah, atau lingkungan sosial/budaya seperti teman dan guru, dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian. Contoh : perluasan wawasan melalui pendidikan formal/informal dan pergaulan.
- Interaksi antara bawaan serta lingkungan. Interaksi yang terus menerus antara bawaan serta lingkungan menyebabkan timbulnya perasaan aku/diriku dalam diri seseorang. Contoh : pengalaman masa kanak-kanak, anak yang sering dipukul maka cenderung pada saat dewasa menjadi sadis/kejam.[16]
Kehidupan kita sehari-hari dipengaruhi
oleh sikap, baik sikap kita terhadap diri kita maupun sikap kita terhadap orang
lain. Sikap (attitude) adalah :
-
Cara kita melihat sesuatu secara mental yang mengarah pada perilaku yang
ditujukan pada orang lain, ide, objek, dan kelompok tertentu.
-
Cara kita mengkomunikasikan suasana hati kepada orang lain dan juga merupakan
cerminan jiwa, cara kita melihat sesuatu secara mental.
Sikap memiliki 2 bentuk, yaitu sikap
positif dan sikap negatif.
Sikap positif adalah perwujudan nyata dari suasana jiwa yang terutama memperhatikan
hal-hal yang positif. Ini adalah suasana jiwa yang lebih mengutamakan kegiatan
kreatif daripada kegiatan yang menjemukan, kegembiraan daripada kesedihan,
harapan daripada keputusasaan.
Sikap negatif harus dihindari karena hal ini mengarahkan seseorang pada kesulitan diri
dan kegagalan.
D.Tipe-Tipe Keperibadian
Secara alamiah dalam diri seseorang
tersimpan suatu potensi yang dapat menambah dan berguna bagi kehidupan. Namun
sayangnya tidak semua orang menyadari akan potensi yang terdapat pada diri
mereka sendiri. Sehingga banyak dari teman-teman kita maupun orang disekitar
mereka yang merasa tidak berguna. Hal inilah yang selanjutnya mempengaruhi
kepribadian mereka menjadi orang yang mudah putus asa dan memiliki banyak
keterbatasan. Padahal jika kita berbicara tentang keterbatasan, pastilah setiap
orang juga memilikinyaOleh sebab itu Paul Gunadi membagi tipe kepribadian seseorang
menjadi empat jenis yaitu:
-TIPE SANGUIN.
Tipe ini mempunyai banyak kekuatan,
bersemangat, mempunyai gairah hidup, bisa membuat lingkungannya gembira,
senang. Tapi kelemahannya adalah cenderung impulsive, bertindak sesuai emosinya
atau keinginannya.Jadi orang dengan kepribadian sanguin mudah sekali dipengaruhi
oleh lingkungannya dan rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Dia kurang bisa
menguasai diri atau penguasaan dirinya lemah.Dalam bukunya Tim LaHaye,
orang-orang sanguin cenderung mudah jatuh ke dalam pencobaan, karena godaan
dari luar bisa begitu memikatnya, dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.
-TIPE FLEGMATIK.
Tipe flegmatik adalah orang yang
cenderung tenang dan dari luar cenderung tidak beremosi. Dia tidak menampakkan
emosi, misalnya, sedih atau senang. Jadi naik turun emosinya tidak nampak
dengan jelas. Orang ini cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik dan
introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan
masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Jadi dia adalah seorang pengamat
yang kuat, penonton yang tajam dan juga seorang pengkritik yang berbobot.
Kelemahannya adalah cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah. Kelemahannya
ini membuat dia jadi orang yang kurang mau berkorban bagi yang lain. Maka salah
satu buah Roh Kudus yang perlu ditingkatkan dalam dirinya adalah kemurahan atau
murah hati. Karena dia cenderung menjadi orang yang egois.
-TIPE MELANKOLIK.
Orang yang melankolik adalah orang
yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna, mengerti
estetika keindahan hidup ini dan perasaannya sangat kuat, sangat sensitif.
Kelemahan orang melankolik adalah mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup
sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang
murung. Tidak mudah bagi orang melankolik itu untuk terangkat, untuk senang,
atau tertawa terbahak-bahak.
-TIPE KOLERIK.
Seorang kolerik berorientasi pada
pekerjaan, dan pada tugas. Dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja
yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan
setia dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang
kolerik adalah kemampuannya untuk bisa merasakan perasaan orang lain agak
kurang, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim,
karena perasaannya kurang bermain.[17]
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara beretika inilah seseorang dapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri kepribadian dari orang lain.Dalam pembentukan etika ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor internal maupun eksternal. Sifat bawaan dari lahir atau watak merupakan faktor internal yang paling berpengaruh pada etika seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika seseorang. Sedangkan dari faktor eksternal, etika seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat seseorang itu berada. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang baik dan beretika tinggi maka dapat dipastikan akan beretika tinggi layaknya orang-orang yang berada, dan sebaliknya apabila seseorang berada pada lingkungan yang beretika rendah maka dapat dipastikan pula akan beretika layaknya orang-orang disekitarnya berada. Hal ini sangat sesuai dengan kata-kata bijak yang mengatakan ”at the first you make habbit at the last habbit make you”, yang berarti bahwa pada awalnya kamu membuat suatu kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah yang membentuk dirimu”
Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara beretika inilah seseorang dapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri kepribadian dari orang lain.Dalam pembentukan etika ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor internal maupun eksternal. Sifat bawaan dari lahir atau watak merupakan faktor internal yang paling berpengaruh pada etika seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika seseorang. Sedangkan dari faktor eksternal, etika seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat seseorang itu berada. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang baik dan beretika tinggi maka dapat dipastikan akan beretika tinggi layaknya orang-orang yang berada, dan sebaliknya apabila seseorang berada pada lingkungan yang beretika rendah maka dapat dipastikan pula akan beretika layaknya orang-orang disekitarnya berada. Hal ini sangat sesuai dengan kata-kata bijak yang mengatakan ”at the first you make habbit at the last habbit make you”, yang berarti bahwa pada awalnya kamu membuat suatu kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah yang membentuk dirimu”
Pada dasarnya kepribadian
dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari kesuksesan. Seseorang yang
mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang yang siap untuk hidup dalam
kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai positif
yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi
tantangan dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang
rendah adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada
diri seseorang tersebut mengalir energi-energi negatif yang terhadap paradigma
dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
-Junaidi” Psikologi
sigmund”Kansinus Yogyakarta.2006
-Sunaryo.”Psikologi
untuk keperawatan”.kedokteran EGC.Jakarta.2002
-Supratinya.”Psikologi
Keperibadian”.Kansinus.Yogyakarta.1993
-Yustinus Semiun”Teori
Keperibadian dan terapi psikoanalitik freud”Kansinus.yogyakarta.2006
[1] Sunaryo.”Psikologi
untuk keperawatan”.kedokteran EGC.Jakarta.2002.Hal :101
[2] Ibid hal :102
[3] Supratinya.”Psikologi
Keperibadian”.Kansinus.Yogyakarta.1993.hal :26
[4] Ibid
[5] logcit. Sunaryo.Hal : 102
[6] Ibid,sunaryo,Hal :103
[7] Yustinus Semiun”Teori
Keperibadian dan terapi psikoanalitik freud”Kasinus.yogyakarta.2006.Hal:24
[8] Ibid Hal :25
[9] Ibid Hal :27
[10]Junaidi” Psikologi sigmund”Kasinus
Yogyakarta.2006.Hal :45
[11] Ibid Hal:48
[13] Ibid. http://juprimalino.blogspot.com
[14] Ibid, http://juprimalino.blogspot.com
[15] Ibid, http://juprimalino.blogspot.com
[17] http://www.syafir.com/2011/10/09/tipe-tipe-kepribadian-menurut-para-ahli(03 april2012 16:40 Pm0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar